SOLO, newsreal.id – Mayoritas hidran di Kota Solo diketahui tidak berfungsi optimal. Akibatnya upaya penanganan kebakaran oleh petugas kerap terkendala.
Merujuk data Dinas Pemadam Kebakaran, seluruh hidran di Solo berjumlah 103 buah yang terdiri dari hidran tanam dan hidran pilar. “Dari semua hidran itu, hanya 48 hidran yang berada dalam kondisi baik,” ungkap Kasi Sarana dan Prasarana Dinas Pemadam Kebakaran, Joko Susilo, Jumat (12/4).
Jika dipersentase, hidran yang berfungsi sesuai harapan hanya berkisar 45 persen.Joko memaparkan, tidak maksimalnya fungsi hidran itu disebabkan beberapa faktor. “Di wilayah Solo tengah, debit airnya terlalu kecil. Kemungkinan dipicu kurangnya pasokan air dari Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PDAM). Jadi bukannya tidak ada air, tapi tekanan airnya yang kurang kuat,” terang dia.
Selain itu terganggunya fungsi hidran juga disebabkan faktor nonteknis, seperti terhalang lapak pedagang kaki lima (PKL) atau berada di atas lahan parkir. “Ada juga hidran yang sudah tidak ada, karena terdampak pembangunan infrastruktur,” imbuh Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Gatot Sutanto.
Direktur Teknik PDAM Surakarta, Tri Atmojo mengakui, pasokan air untuk hidran di Kota Solo memang terus menurun. “Dulu pelanggan PDAM belum sebanyak sekarang. Karena pasokan airnya relatif tetap namun pelanggannya terus bertambah, maka debit air di pipa yang mengalir ke hidran terus berkurang,” urainya. (Agustinus Ariawan)

Tinggalkan Pesan