*Kampanye Nasi Goreng Pemilu di CFD Solo
SOLO,newsreal.id-Masyarakat Anti Fitnah Indonesia Solo Raya bersama Badan Pengawan Pemilu (Bawaslu) Surakarta, mengajak masyarakat menangkal berita palsu atau hoaks jelang Pemilu 2019. Kampanye anti hoaks tersebut digelar dengan menggoreng nasi sebagai simbol isu politik dapat digoreng dan disalahgunakan oleh oknum tertentu, sehingga tak perlu dirisaukan dan selalu terbuka dalam memahami informasi yang beredar.
“Kegiatan ini sebagai upaya kami mengingatkan kepada masyarakat, bahwa hoaks itu dapat merusak kondusivitas di tempat masyarakat tinggal. Sejak 2018 lalu lebih kurang terdapat 20 berita palsu yang mendelegitimasi kerja Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sehingga kami hadir memberikan klarifikasi dan data secara nyata jika berita yang beredar tidak benar,” ungkap Divisi Narasi dan Literasi Mafindo Solo Raya, Gerry Rumakto saat ditemui pada kegiatan Kampanye Nasi Goreng Pemilu 2019 di area car free day (CFD) Solo, Minggu (14/4).
Menurutnya, Mafindo sudah mengklarifikasi informasi hoaks yang tersebar di berbagai media sosial. Masyarakat dapat melihat kebenaran atau kesalahan informasi yang ada melalui aplikasi yang disediakan Mafindo yakni Hoax Buster Tools (HBT).
“Kami menyediakan aplikasi itu agar masyarakat tak termakan isu yang belum tentu kebenarannya. Jadi, berita-berita sudah kami klarifikasi dan masyarakat harus cerdas terhadap berita yang beredar di media sosial,” kata Gerry.
Divisi Hukum Data dan Informasi, Bawaslu Surakarta, Agus Sulistyo menjelaskan, ujaran kebencian, hoaks, fitnah hingga money politic masih akan tersebar jelang pemilu 17 April mendatang. Maka dari itu kampanye dengan nasi goreng tersebut menunjukkan kepada masyarakat jika berita dan isu politik selalu digoreng dan masyarkat harus cerdas dalam menerima berita yang ada.
“Masa terakhir kampanye itu kami terus berpesan kepada masyarakat untuk cerdas dan terbuka dalam menanggapi sebuah informasi. Fitnah dan hoaks masih akan bertebaran, maka dari itu, kami menggandeng Mafindo agar masyarakat tidak mudah percaya dan termakan berita palsu yang beredar,” ungkap dia. (Ilham Baktora)