KLATEN,newsreal.id – Produksi sampah di masyarakat di Kabupaten Klaten, Jateng, sejak H-7 lebaran mengalami peningkatan sebesar 20 persen dari hari biasa. Lokasi pembuangan sampah liar pun merajalela sampai ke jalan protokol kota.
Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pemkab Klaten, Mudzakir mengatakan selama lebaran produksi sampah rata-rata per hari mencapai 80 ton. ” Biasanya hanya ada sekitar 60 ton per hari tetapi selama lebaran naik 20 persennya,” ungkapnya, Selasa (11/6).
Baca : Sampah Harus Kelar di Tingkat Desa
Baca : Keren, 11 Desa Belajar Pengelolaan Sampah di Ngadirejo
Dikatakannya kenaikan produksi sampah masyarakat itu sudah diperkirakan sebelumnya dan hampir terjadi setiap arus mudik. Penyebabnya banyak masyarakat luar datang ke Klaten atau melintas di wilayah Klaten. Warga tersebut itu tentu menghasilkan sampah dengan jumlah berbeda-beda.
Sampah plastik mengalami peningkatan cukup banyak dibandingkan sampah organik. Dinas terus melakukan penanganan setiap hari dengan membawa sampah ke tempat pengelolaan akhir sampah di Desa Troketon, Kecamatan Pedan. Sebagian sudah ditangani dengan TPS terpadu sistem 3R yang sudah dibangun di beberapa wilayah.
Selain naiknya produksi sampah, Dinas dipusingkan dengan maraknya pelaku pembuangan sampah liar. Bahkan di sepanjang jalan protokol utama kota, Jl Veteran dan Jl Pemuda yang sebenarnya jalaur hijau nekat dijadikan lokasi pembuangan sampah. Aksi pembuangan sampah liar itu mulai marak saat hari H lebaran sampai setelahnya.
Pejalan Kaki
Di jalan utama, kata Mudzakir, sebenarnya ada bak sampah di trotoar tetapi hanya untuk sampah pejalan kaki dan bukan untuk sampah rumah tangga. Petugas harus mengambil sampah-sampah tersebut tiga kali. Pagi diambil dua kali dan siang diambil satu kali. Dinas sudah melakukan langkah penanganan dengan mengirimkan surat ke pemerintah kaluharan dan desa terdekat tetapi masih saja terjadi.
Baca : Belajar Sampah, Bupati Juliyatmono Sampai ke Paman Sam
Soal adanya aduan masyarakat tentang sampah yang belum diambil sejak lebaran, Dinas meminta masyarakat bersabar. Naiknya volume sampah terus ditangani petugas di lapangan tetapi tidak bisa sekaligus.
Dwi Purnomo, warga Jl Veteran mengatakan sampah yang diletakkan warga adalah sampah rumah tangga. Padahal bak sampah yang ada hanya untuk sampah ringan pejalan kaki. ” Warga sebenarnya jengkel tetapi Pemkab yang memiliki wewenang harusnya bertindak,” jelasnya.
Baca : Volume Sampah TPS Kartasura Berkurang
Jika dibiarkan dan cuma diambil, pelaku justru akan merasa dilegalkan meskipun mengotori pemandangan kota. Ahsan, salah seorang warga Desa Sabrang, Kecamatan Delanggu mengatakan sampah di permukimannya diambil terakhir tanggal 3 Juni atau H-2 lebaran dan sampai H+5 belum diambil lagi dan sudah menumpuk.
” Namun bisa dimaklumi sebab lebaran sampah semakin banyak dan petugasnya terbatas,” katanya. Menurutnya menghadapi lebaran idealnya Dinas terkait menyiapkan langkah antisipasi. Baik personel maupun sarana sehingga pelayanan pengambilan sampah tetap lancar dan tidak menumpuk. (Achmad Hussain)