ppdb-online-karanganyar
DATANGI SEKOLAH – Orang tua siswa tetap mendatangi sekolah, di Karanganyar., sistem online yang dijanjikan Dinas Dikbud ternyata hanya isapan jempol.(newsreal.id/Joko DH)

KARANGANYAR,newsreal.idPPDB online Karanganyar, ternyata hanya isapan jempol. Upaya mengurangi terjadinya penumpukan siswa dan orang tuanya dengan menggelar sisem pendaftaran ternyata hanya pencitraan saja.

Kenyataannya orang tua dan siswa tetap harus datang ke sekolah, mendapatkan nomor akun untuk mendaftarkan data sekaligus verifikasi tempat tinggal, unuk kemudian baru mendaftarkan ke sekolah yang dituju.

‘’Ini malah agak aneh, aku baru bisa dibuka dan mulai mendaftarkan data pendaftaran siswa setelah datang ke sekolah dan mulai mendaftarkan diri. Lalu apa gunanya online kalau dari rumah tidak bisa dibuka?’’ kata Atik, salah seorang tua siswa saat terlihat mendaftarkan anaknya di SMP 1 Karanganyar, Senin.

PPDB Karanganyar baru dimulai Zona II desa sekitar satu kecamatan dimana sekolah itu berada. Zona III desa satu kabupaten, dan zona IV desa di luar kabupaten yang berdekatan dengan sekolah. Kemudian masih ada pendaftaran lewat jalur prestasi akademis.

Simpang siur

Sayangnya keterangan itu tidak diterima sejak awal oleh orang tua siswa sehingga mereka hanya terpancing untuk datang ke sekolah karena verifikasi dilakukan dengan cara datang ke sekolahan yang bersangkutan.

Titik, asal Jungke, Karanganyar yang mendaftar di SMP 2 Karanganyar mengaku keterangan dan sosialisasi tidak tuntas oleh kalangan pendidikan di Karanganyar. Karena itu dia menilai simpang siur kejelasan pendaftaran yang dia terima.

Dari keterangan Bupati Juliyatmono seakan pendaftaran bisa dilakukan dari rumah. Namun kenyataannya saat akun yang disiarkan depdikbudkra.go.id ternyata akun itu baru bisa dibuka setelah mendapatkan kunci dari sekolah. Sejak malam sebelumnya dia dan anaknya mencoba mendaftar online tetapi tidak bisa.

Atik malah mengatakan tahun lalu malah lebih bagus karena mendaftar bisa dimana saja, sejak pukul 00.00 akun pendaftaran sudah dibuka dan semua bisa memasukkan prasyarat pendaftaran untuk mendaftar diu dua sekolah yang berbeda.

Hal senada dikemukakan Bambang SN yang harus izin dari kantornya untuk mendaftarkan anaknya di SMP 1 Karanganyar. Saat itu dia mendaftarkan anaknya dan tinggal melapor pendaftarannya sudah masuk sekaligus untuk mendapatkan bukti pendaftaran dari sekolah. Kalau tidak diterima di sekolah pertama otomatis masuk ke sekolah kedua yang lebih rendah rankingnya.

‘’Oni tidak, malah mundur, sebab kami harus datang ke sekolah, diverifikasi sesuai pembagian zona, kalau rankingnya di bawah kuota sekolah nanti dicabut untuk mendaftar di sekolah lain. Hanya pengumumannya yang online bisa dilihat dari mana saja,’’ kata dia.

Semua sekolah akhirnya mencoba menerapkan nomor urut untuk dipanggil verifikasi zona serta pendaftaran berkas seperti kartu keluarga dan daftar hasil ujian nasional. Ada 275 pedaftar di SMP 2 Karanganyar, ada 300-an lebih pendaftar di SMP{ Jaten, dan ada sekiar 230-an pendaftar di SMP 1 Karanganyar.

Kadisdikbud Tarsa saat dikonfirmasi hal itu malah merasa kaget jika di lapangan terjadi online setengah hati itu. Dia mengira semuanya sudah online sehingga peserta didik tinggal mendaftar di rumah saja seperti rencana semula.

‘’Saya malah kaget kok seperti ini, tapi ternyata memang akun baru dibuka setelah jam 07.30, sehingga saat itu baru bisa daftar online. Cuma karena sekaligus verifikasi zona sehingga siswa dan orang tua memilih datang ke sekolah. Kalau verifikasi dilakukan belakangan baru bisa mungkin.’’

Dia juga menyayangkan aparat desa dan camat tidak menyosialisasikan segera sistem itu sehingga masyarakat sering simpang siur menerima informasi. Kalau di desa saya memang infonya sudah tersebar lewat WA group Sabtu lalu sehingga semua tahu. Tapi saya maklum jika tidak semua punya WA group, kata Tarsa.(joko dh)

Tinggalkan Pesan