ppdb-karanganyar-ricuh2
INFORMASI – Para orang tua dan siswa calon peserta didik baru mencari informasi kejelasan sistem PPDB ke Kntor Dikbud Karanganyar, Rabu (3/7).(newsreal.id/Joko Dh)

KARANGANYAR,newsreal.id – Persaingan untuk pendaftaran peserta didik baru makin sengit. Beberapa sekolah favorit sempat kekurangan pendaftar, hari ketiga ini mulai kebanjiran pendaftar yang msasuk kategori zona III atau beda wilayah kecamatan namun masih satu kabupaten. Peserta didik baru mulai menyerbu, sehingga mau tidak mau mereka bersaing nilai hasil ujian.

SMP 1 Karanganyar, sekolah paling favorit sejak hari pertama pendaftaran masih kekurangan untuk zona I. Sebab di wilayah itu sekolah yang masuk hanya SD Bejen 1 dan SD Bejen 2 yang jumlah lulusannya paling hanya 70-an siswa. Itupun tidak semuanya masuk ke SMP 1.

Karena itu pengelola sekolah mulai memasukkan siswa zona II. Namun juga hanya sampai angka 230-an saja, jumlah siswa lulusan SD yang ada di desa sekitar sekolah. Itupun tidak semua masuk ke MP 1 Karanganyar. Sehingga pengelola sekolah mulai melirik zona III, dan ternyata peminatnya banyak, dengan jumlah SKHU tinggi.

‘’Saat ini hami sudah mulai menolak siswa karena tentu kami ambil yang SKHU-nya tinggi. Sebab untuk siswa dengan zona antar kecamatan, apalagi dari luar kabupaten, kami tentu lebih memilih berdasarkan nilai ujian. Sama dengan jalur prestasi yang sudah terpenuhi 37 siswa, dan kami masih menerima jika nilainya tinggi. Saat ini nilai terendah sudah sekitar 290,’’ kata Drajat  Sri Widodo, Kepala SMP 1.

Menolak siswa

Termasuk kalau siswa dari jalur pindahan atau mutasi orang tua yang jumlahnya 14 siswa jika tidak terpenuhi bisa kita masukkan ke jalur prestasi, jika perlu sebab tentu sekolah mencari calon siswa dengan SKHU tinggi.

SMP Jaten malah sudah sejak hari kedua menolak siswa. Sebab di sekolah itu kebanjiran pendaftar dengan sekitar 500-an yang daftar. Zona I saja sudah hamir penuh karena ada SD Jaten 1, 2, 3, dan SD Jaten 4, kemudian masih ada zona II dan III dari SD sekitar.

Masih ditambah zona IV dari SD di sekitar yang masuk Sukoharjo namun lebih dekat ke SMP Jaten. Ada jalur prestasi yang hanya menerima 37 siswa dengan  nilai akhir 190. Dan masih mungkin menerima lagi dari jalur ini.

Karena takutnya orang tua, lembar pengumuman yang ditempel pihak sekolah untuk jalur prestasi akhirnya disobek oleh orang tua, sehingga pendaftar baru harus mencari informasi ke operator untuk tahu nilai akhir pendaftar prestasi yang diterima.

PPDB juga diwarnai sejumlah keluhan orang tua yang anaknya mendaftar dari jalur prstasi. Mereka mengeluhkan sulitnya mencabut berkas, karena saat akan mencabut, ternyata anaknmya disuruh mendaftarkan dari jalur zona III atau II. Sehingga untuk mencabut berkas sulit.

Maryati yang anaknya mendaftar di SMP 1 sudah terdepak dari jalur prestasi karena nilainya hanya 265. Maksud hati jika ditolak dia ingin mencabut berkas tapi tidak bisa karena anaknya ditawari masuk zona II tapi dengan resiko jika ada yang mendaftar dengan nilai tinggi akan kedepak lagi.

‘’Saya jadi khawatir karena kalau boleh mencabut dan cepat mendaftar ke sekolah lain akan lebih aman. Misalnya masuk ke SMP Jaten, dari jalur prestasi akan jauh lebih aman,’’ kata dia bingung.

Endang dari pengawas SMP Dinas Dikbud memang membenarkan aturan itu. Pencabutan bisa mengacaukan sistem yang ada di Dinas, karena itu sebaiknya memang dimasukkan ke zona di SMP 1, dan ditunggu. Kalau akan mencabut harus hatri terakhir, artinya dia keluar dari sistem PPDB online dan mau daftar sistem offline di swasta,’’ kata dia.

Kalau tidak diterima di jalur prestasi dan zona di SMP 1 dia tinggal melapor di SMP Jaten akan masuk jalur prstasi atau zona. Nanti operator SMP Jaten akan mengubah sendiri namanya dari SMP 1 Karanganyar ke SMP Jaten.(joko dh)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini