korban-laka-maut-overpass-manahan

 

*Kesaksian Keluarga Korban Laka Maut Overpass Manahan

HARRY Setiawan Jelipele jelas tidak akan mudah melupakan dini hari tragis. Pada Senin (1/7) pagi hari, sekitar pukul 02.00 WaiB ibunya, Retnoning Tri (54) menjadi korban tabrak lari di overpass Manahan, Solo, Jawa Tengah. Dan kejadian itu terjadi sesaat setelah Retno mengantarkannya ke Terminal Tirtonadi untuk kembali bekerja di Kudus.

Pemuda 22 tahun tersebut teringat benar saat-saat terakhir sebelum dirinya diantar oleh ibunya menggunakan sepeda motor bernomor polisi AD-2499-ES. Sebelum berangkat, entah mengapa sang ibu meminta agar bisa mengantarnya ke Terminal Tirtonadi.

Harry pun tidak menaruh rasa yang berbeda. Meskipun, apa yang dilakukan sang ibu adalah tidak biasa. Pagi itu, Harry berangkat dari rumah di Slembaran RT 3 RW 3, Serengan sekitar pukul 01.50 WIB. Karena jalanan sepi, hanya butuh 10 menit untuk sampai di Terminal Tirtonadi. 

Setelah selesai mengantarkan Harry, sang ibu pun pulang. Tetapi, jalur yang dilewati Retno ternyata berbeda dengan saat berangkat. Retno memilih jalan Adi Sucipto dan melewati overpass Manahan. Sementara, Harry sudah naik bus jurusan Semarang.

Tidak berselang lama, atau sekitar pukul 02.15 WIB, Harry mendapatkan telepon dari nomor handphone sang ibu. Waktu itu, Harry sudah lepas dari Kota Solo dan masuk wilayah Boyolali.  “Saat saya angkat, ternyata dari polisi yang memberitahu bahwa ibu saya kecelakaan saat melintas di overpass Manahan,” terang Harry, Kamis (11/7). Sekejap, Harry pun meminta kepada sang sopir bus agar menurunkannya segera. 

Lalu, Harry menuju ke Manahan menggunakan ojek online. Setibanya di lokasi kejadian, Harry mendapati sang ibu sudah terkapar dengan luka parah di kakinya. “Kakinya patah di beberapa bagian, tulang tengkoraknya retak dan bagian tubuh juga lecet-lecet. Saya tidak tega untuk melihatnya,” terangnya.
 
Kehilangan selamanya
 
Retno pun dibawa ke rumah sakit Kasih Ibu untuk mendapatkan perawatan. Tetapi, luka parah yang dideritanya Retno pun tidak bisa bertahan sampai keesokan hari. Senin (1/7) sekitar pukul 22.00 WIB Retno dinyatakan meninggal dunia.

“Saya juga sempat marah pada pihak rumah sakit, karena ibu saya terluka parah tetapi tidak segera ditangani. Katanya menunggu rujukan dari RS Dr Moewardi tapi juga tidak ada panggilan, dan ibu saya meninggal dunia,” kenangnya. 

Harry pun mengaku sudah ikhlas dengan kejadian ini. Dia pun mengaku tidak memendam dendam kepada pelaku tabrak lari. Yang dia inginkan hanyalah adanya itikad baik dari pelaku untuk datang ke rumah dan meminta maaf. “Saya tidak akan menuntut apa-apa, saya cuma ingin agar pelaku punya itikad baik. Dia datang ke rumah dan meminta maaf, itu saja. Kalau polisi ingin mengusutnya, saya menyerahkannya kepada pihak kepolisian saja,” tuturnya. 

Suami Retno, Marthen Jelipele (51) juga mengungkapkan hal yang sama. Meski mengaku sangat kehilangan atas kepergian istrinya selama-lamanya, tetapi keluarga sudah mengikhlaskannya. “Jika pengemudi mobil ada itikad baik datang ke rumah dan meminta maaf, kami bisa menerimanya. Tetapi kalau tidak, saya doakan seumur hidupnya tidak akan tenang,” katanya lirih. (Ari Purnomo)

Tinggalkan Pesan