KARANGANYAR,surmersekasolo.com– Tiga anggota polisi Karanganyar dikirim ke Polda Jateng selama enam bulan untuk menjalani pembinaan, setelah ketiganya diketahui positif menjadi pengguna narkoba. Kini mereka sudah dikembalikan ke Karanganyar, namun dalam pemantauan Satnarkoba untuk pembinaan.
‘’Jika dalam masa pembinaan ini mereka berkelakuan baik, maka mereka akan bisa kembali bertugas normal. Tapi kalau tidak, dan mereka kembali semula menjadi pengguna narkoba, bisa jadi akan dipecat dari kesatuan karena kami memang tidak ingin anggota malah berbuat begitu,’’ kata AKP Khariri, Kasat Narkoba Polres Karanganyar, saat memantau tes urine anggota Kodim di
Karanganyar, Senin.
Kepada wartawan, dia mengatakan, itu merupakan buntut tes narkoba yang dilakukan terhadap anggota Polres Karanganyar beberapa waktu lalu. Dia mengatakan, tes urine akan dilakukan tidak saja di instansi lain, secara mendadak, juga kepada anggota polisi.
Yang tertangkap itu adalah anggota polisi yang justru berdinas di polsek, dan tidak ada sangkut pautnya dengan narkoba. Mungkin justru karena pergaulannya yang salah sehingga malah mencoba-coba barang haram itu.
‘’Ini memang aneh. Justru yang setiap hari bergelut dengan narkoba, mungkin mereka malah paham secara detail dampak butruk narkoba, sehingga mereka tidak tertarik menjadi konsumen. Beda dengan yang lain yang justru tidak banyak tahu.’’
Tindak kasus narkoba
Dia mengatakan, narkoba memang jahat. Setiap bulan setidaknya empat sampai lima kasus muncul di Karanganyar. Kebanyakan mereka adalah pengguna, pengedar, kurir, dan kasus kecil lainnya. Namun jika tidak secara dini diambil tindakan tegas, maka mereka bisa berkembang banyak.
Karena itu pihaknya terus berupaya menekan peredaran narkoba itu dengan menindak semua kasus yang muncul. Daerah-daerah seperti Colomadu, Jaten, Kebakkramat, Gondangrejo selalu diwaspadai untuk dijaga ekstra.
Barang bukti selama ini masih relatif kecil, kurang dari 1 gram. mNamun tentu itu tidak menjadi penghalang polisi untuk bewrtindak tegas. Pokoknya setiap kasus selalu diupayakan ditindaklanjuti agar tuntas dan bisa diberantas.
Dia mengakui selama ini pihaknya selalu terhalang untuk menangkap bandarnya, yang memang selalu ada jalinan terputus sehingga pihaknya sulit melacak sampai ke bandarnya. Selalu saja yang tertangkap hanya ujungnya saja.
Selain terus mengupayakan membongkar jaringan narkoba, Khariri juga melakukan penyuluhan secara berkala bersama Tim TP4GN kepada masyarakat, dan juga instansi pemerinbah. Dulu ke Pengadilan Negeri, kini ke Kodim, suatu saat ke Kejaksaan, ke DPRD, Polres sendiri, tentunya dalam rangka pencegahan.
Menjawab pertanyaan apakah ada Aparatur Sipil Nasional yang sudah terjaring, Khariri mengatakan sejauh ini belum ada. Kebanyakan mereka swasta, berusia muda, kadang juga karena mereka salah pergaulan sehingga terlibat mencoba-coba.(joko dh)