sekolah-adiwiyata
PROSES PEMBUATAN KOMPOS : Sejumlah siswa sekolah adiwiyata nasional SMP N 1 Grogol sedangkan mendengarkan penjelasan guru dalam proses pembuatan pupuk kompos dari sampah organik.(newsreal.id/Ari Welianto)

SUKOHARJO,newsreal.id – Langkah serius dilakukan SMP N 1 Grogol, Sukoharjo untuk mewujudkan menuju sekolah adiwiyata mandiri setelah menjadi sekolah adiwiyata nasional 2018 lalu. Persiapan terus dimatangkan, tidak hanya penguatan pada penanganan sampah tapi juga menguatkan komitmen sekolah lain yang menjadi binaan untuk menuju sekolah adiwiyata kabupaten.

“Kami punya tugas untuk menjadikan sekolah binaan sebagai sekolah adiwayita. Itu salah satu yang harus dipenuhi untuk menuju sekolah adiwiyata mandiri,” ujar salah satu Tim Adiwiyata SMP N 1 Grogol, Mulyani.

Untuk sekolah yang menjadi binaan SMP N 1 Grogol itu, seperti SMP N 1 Baki, SMP N 1 Gatak, SMP N 1 Bendosari, SMP N 1 Tawangsari, SD Kagokan (Gatak), dan SD Singopuran (Kartasura). Dari jumlah itu minimal dua sekolah menjadi sekolah adiwiyata kabupaten, tapi target semua sekolah bisa masuk, karena sebagai upaya untuk penanganan masalah sampah di Kabupaten Sukoharjo.

“Sosialisasi dan pendampingan ke sekolah binaan terus dilakukan. Program-program sekolah adiwiyata sudah diterapkan, berkas dan administrasi untuk mengarah kesana sudah dipersiapkan,” ungkap guru seni rupa ini.

Pupuk Kompos

Di SMP N I Grogol yang merupakan sekolah adiwiyata nasional ini sudah mempunyai kegiatan penanganan sampah. Bahkan sudah ada pupuk kompos hasil pengolahan sampah organik dan itu hasil produksi sendiri. Komposnya itu dimanfaatkan untuk penanaman berbagai tumbuhan di lingkungan sekolah, kalau untuk sampah anorganik dimanfaatkan menjadi barang-barang berharga, seperti tas, topi, atau pot bunga.

“Kami juga menguatkan penanganan sampah maupun penghijauan di lingkungan sekolah. Kami ingin meminimalisir sampah yang dibuang tapi mencoba dimanfaatkan, jadi ada pemilahan sampah” paparnya.

SMP N 1 Grogol masuk sekolah adiwiyata nasional tahun 2018 lalu dan itu tidak mudah. Mulai maju sekolah adiwiyata itu mulai tahun 2015 lalu tingkat kabuputen, kemudian terus berbenah sampai tingkat provinsi dan sekaran nasional. “Dari siswa sampai guru di lingkungan sekolah kami libatkan untuk program ini. Untuk menyadarkan siswa dalam penanganan sampah ini memang sulit dan butuh proses,” sambung dia,.

Sementara itu Kasi Peningkatan Kapasitas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo, Purwanto Adi Nugroho, mengatakan di Sukoharjo ada dua sekolah yang masuk sekolah adiwiyata nasional, salah satunya yaitu SMP N 1 Grogol. Saat ini sedang mempersiapkan maju ke sekolah adiwiyata mandiri. “Persiapan sedang dilakukan untuk mendukung sekolah adiwiyata mandiri. Pendampingan terus kami lakukan,” tandasnya. (Ari Welianto)

 

Tinggalkan Pesan