SOLO,newsreal.id – Keberadaan kantin sehat sekolah muai tergeser dengan adanya aplikasi pengiriman makanan. Padahal di sisi lain, kantin sekolah cukup penting bagi proses tumbuh kembang peserta didik. Sudah selayaknya sekolah memiliki tanggung jawab yang besar dalam mewujudkan kantin sekolah yang aman dan sehat.
Hal itu mengemuka dalam Focus Group Discusion (FGD) bertema “Mengupas Kuisioner Riset Kantin Sekolah Sehat” yang digelar Gita Pertiwi Ecological Studies Programme dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) serta Badan Koordinasi UKS/Madrasah yang digelar di Harris Hotel belum lama ini.
Dalam diskusi itu mengemuka beberapa persoalan yang dihadapi kantin sekolah untuk menjadi kantin yang sehat dan memenuhi asupan gizi yng dibutuhkan siswa serta memenuhi standar kesehatan.
Di antaranya maraknya tren siswa untuk memesan makanan siap saji yang dipesn melalui aplikasi pengantaran makanan. Ketimbang tren mengonsumsi yang tersedia di kantin, makanan siap saji yang dipesan melalui pengantaran lebih dipilih siswa.
Persoalan lainnya, persoalan pada manajemen pengelolaan kantin sekolah, terkait pengelola kantin, keterbatasan tempat dan sarpras, serta permodalan. Dengan kendala itu, akan sulit kantin sekolah berkembang menjadi andalan untuk memenuhi gizi para siswa.
“Meski kantin sekolah sudah menyediakan makanan yang sesuai ketentuan dan lebih terjamin namun tak jarang ada yng memesan makanan dari luar lewat aplikasi yang ada di handphone, ” kata Ketua Badan Koordinasi UKS / Madrasah, Hartoyo.
Butuhkan Asupan Makanan
Perwakilan SD Muhammadiyah 1 Jatmiko mengemukakan, sekolah yang mengembangkan 5 hari belajar, sehari bisa mecapai 10 jam di sekolah, berarti asupan makan dan minum sangat dibutuhkan selama anak beraktivitas.
Dia mengemukakan, untuk pangan jajanan anak sekolah yang menyedikan tim pengelola kantin sebagai koordinator dan dinas kesehatan (Labkesda), dilengkapi SOP kantin sehat harus lolos uji laboratorium makanan maupun minuman, dipasok oleh orang tua siswa dan mitra sekolah.
“Yang jadi pemasok kantin bersedia mematuhi SOP karena ada monitoring intern sekolah secara terjadwal, dinas kesehatan melalui puskesmas Setabelan dan terakhir dalam rangka audit kesehatan atau ketahanan pangan bulan Agustus 2019 dari badan POM Jawa Tengah,” kata Jatmiko.(Evie Kusnindya)