kekeringan-wonogiri3
MENGAMBIL AIR : Seorang anak mengambil air dari sebuah embung di Desa Gendayakan, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, baru-baru ini. (newsreal.id/Khalid Yogi)

 

WONOGIRI,newsreal.idKebutuhan biaya untuk mengatasi kekeringan di wilayah selatan Kabupaten Wonogiri ditaksir sekitar Rp 75-90 miliar. Biaya tersebut untuk memaksimalkan sumber air yang telah ada, seperti sungai bawah tanah Banyutowo di Desa Paranggupito (Kecamatan Paranggupito), Luweng Songo di Desa Sumberagung (Kecamatan Pracimantoro) dan Seropan (Gunung Kidul, DIY).

Anggota DPRD Provinsi Jateng Hadi Santoso mengatakan, lima tahun belakangan ini Pemprov Jateng telah mencoba dengan menganggarkan dana untuk membuat 17 paket sumur dalam. Namun, tingkat keberhasilannya di bawah 50 persen.

“Saat dibor keluar airnya. Tapi ketika dipakai, airnya hilang,” katanya, baru-baru ini.

Sebagai gantinya, menurutnya perlu memaksimalkan sumber air yang sudah ada. Antara lain sungai bawah tanah Banyutowo di Desa Paranggupito (Kecamatan Paranggupito), Luweng Songo di Desa Sumberagung (Kecamatan Pracimantoro) dan memperluas jangkauan air dari Seropan (Gunung Kidul, DIY).

Baca : Kekeringan Makan Korban, Hendak Mengambil Air Sarip Tenggelam di Embung Mesu

Baca : Musim Kemarau, BPBD Klaten Waspada Kekeringan

“Kabarnya di Desa Gendayakan juga ada sumber air,” kata legislator asal Kabupaten Wonogiri itu.

Dia mengungkapkan, ada beberapa kendala yang dihadapi. Salah satu contohnya suplai listrik di Luweng Songo saat ini hanya satu phase.

“Jaringan dari Luweng Songo sebenarnya bisa sampai Desa Gebangharjo, Sumberagung, dan Gambirmanis. Tapi karena listriknya cuma satu phase, volume yang dialirkan masih rendah. Karena itu saya minta tiga phase,” ujarnya.

Respons Positif

Apabila masyarakat keberatan untuk membiayai listrik, pemerintah bisa memasang panel surya sebagai sumber pembangkit listriknya. Adapun pembangkit listrik tenaga surya membutuhkan biaya sekitar Rp 17 miliar. Jika Luweng Songo bisa dimaksimalkan, paling tidak dapat mengatasi kekeringan di sebagian wilayah Wonogiri.

Dia juga menyatakan, dibutuhkan pemasangan tandon dan genset di Banyutowo. Selain itu memperluas jangkauan air dari Seropan agar aliran airnya mencapai wilayah Kecamatan Pracimantoro dan Giritontro.

Baca : Ini Bantahan PT Arena Agro Andalan, Usai Dituding Matikan Ribuan Ikan

Dia mengaku sudah membicarakan persoalan itu dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Gubernur merespons positif dan sudah mengomunikasikannya dengan Bupati Wonogiri Joko ‘Jekek’ Sutopo saat menggelar Pesta Rakyat di Wonogiri, baru-baru ini.

“Harus ada kerja sama antara kabupaten dengan provinsi. Saat ini, pemerintah pusat menunggu desain untuk menyelesaikan kekeringan secara permanen di tiga kecamatan (Paranggupito, Pracimantoro, Giritontro),” terangnya. (Khalid Yogi)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini