bumdes
FOTO ILUSTRAS

KARANGANYAR,newsreal.id – Keleluasaan dan juga izin untuk menggandeng investor untuk masuk ke Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) dari Bupati Karanganyar merupakan peluang emas untuk mengembangkan Bumdes menjadi usaha yang berprospek di masa depan.

‘’Memang semua tergantung bagaimana kejelian dan kepintaran kades menjual rencana pengembangan Bumdes itu kepada investor. Tapi jika investor bisa masuk, jelas peluang menjadi besar usahanya sangat terbuka,’’ kata Kadis Pemerintahan dan Masyarakat Desa (Permasdes) Utomosidhi Hidayat, Jumat.

Jelas jika dikembangkan oleh desa sendiri, memang tidak mungkin, meski sudah dibuka kran untuk menggunakan dana desa sebanyak-banyaknya untuk mengembangkan Bumdes. Tapi jelas tidak cukup karena dana desa mesti mempertimbangkan kebutuhan lain yang harus didanai.

Satu-satunya jalan memang dana investor, asalkan perjanjian bagi hasilnya jelas, maka sudah pasti mereka akan tertarik masuk dan menanamkan modalnya demi pengembangan /bumdes. Jika itu terjadi, maka peluang bumdes berkembang memang besar.

Dia mencontohkan wisata pemandian Ponggok di Klaten yang memang prospektif dilihat dari sisi manapun. Meskipun sampai saat ini masih dikelola sebagai Bumdes murni, namun karena prospeknya yang jelas maka jika digarap bersama investor bisa semakin besar.

‘’Di Karanganyar ada Desa Berjo yang memiliki air terjun Jumok yang juga sudah menjadi tempat wisata populer. Sehingga tiap Sabtu dan Minggu, tempat itu penuh mobil dan motor parkir, sehingga mencari tempat parkir saja sususah karena ramainya pengunjung.’’

Tempat itu baru dibangun dengan dana desa namun kadesnya pintar mencari dana sehingga bantuan dari pusat sudah mencapai Rp 1,5 miliar. Jika itu ditawarkan ke investor, sebetulnya prospektif. Masalahnya bisa tidak ?

Ada lagi Bumdes Mart milik desa Sroyo yang saat ini juga sudah mulai bersaing dengan pusat perbelanjaan modern swasta. Jika itu ditawarkan ke investor dengan konsesi yang jelas, maka sangat mungkin berkembang. Sebab Bumdes Mart di Sroyo itu sudah bisa digunakan menampung hasil kerajinan rakyat sendiri sehingga rakyat ikut sejahtera.

Sekarang ini yang sedang mulai berkembang adalah Bumdes Plesungan yang juga masih dikelola desa. Saat ini pengelola sudah mencoba membuat lapangan parkir yang representatif. Jika tempat itu dikerjasamakan, maka waterboom bisa lebih bagus. Jelas kalau hanya mengandalkan dana desa tidak akan kuat.

Utomo mengisahkan Bumdes Krisak, Wonodiri dan juga salah satu desa di Jawa Barat, yang membikin lapangan sepakbola yang sangat representatif, bahkan hampir mirip Gelora Bung Karno di Jakarta, yang kadesnya kreatif dengan mendekati PSSI untuk menarik pertandingan nasional U-15 di sana,

‘’Bayangkan, stadion itu jadi ramai, sewanya saja sampai Rp 70.000/jam, dan klub sepakbola dan penyelenggara turnamen bola antre untuk memakai.

‘’Intinya kembali lagi ke kades, bagaimana menyiapkan konsesi yang jelas ada pihak ketiga, dan mencari investor yang masuk, serta pintar-pintarnya membuat prospek yang jelas bagi Bumdes untuk berkembang dan siap dimasuki investor.(Joko DH)

 

Tinggalkan Pesan