*Audisi Beasiswa Djarum 2019 Karanganyar
KARANGANYAR,newsreal.id – Audisi Beasiswa Djarum 2019 di Karanganyar memasuki tahapan turnamen. Peserta yang lolos hanya 289 anak dari 863 pendaftar dari berbagai daerah. Tidak hanya dari Solo Raya, peserta datang dari Papua, Kalimantan, Jatim, Sumatra, dan lainnya.
Mereka ada yang terus mendaftar dan mengikuti audisi sejak dari Bandung, Purwokerto, Surabaya, hingga Karanganyar dan nantinya ikut di Kudus yang menjadi kota terakhir audisi. Mereka berharap bisa memperoleh supertiket dan nantinya diterima di PS Djarum Kudus.
Manajer pelatih Fung Permadi mengatakan, akan ada 12 supertiket di setiap tingkatan, U 11 dan U 13 putra dan putri. Masing-masing 12 tiket. Dan kemungkinan ada supertiket tambahan yang jumlahnya bisa 16 supertiket tergantung hasil pengamatan pelatih yang mengamati pertandingan itu.
Baca : Usai Ramai Dipersoalkan, Djarum Kembali Gelar Audisi Di Karanganyar
Baca : PB Champion Juara Umum Kejurkab Bulutangkis
‘’Karena itu bagi yang masuk babak 16 besar turnamen, meski kalah di pertandingan, jangan tergesa-gesa pulang karena peluang untuk mendapatkan supertiket masih ada. Bagi yang sampai babak semifinal dan final, memang sudah pasti. Namun tambahan supertiket masih ada bagi yang masuk 16 besar putra dan 8 besar putri,’’ kata Fung.
Di Purwokerto, tambahan supertiket ada 10-an, begitu juga di Bandung. Hanya di Surabaya tambahan supertiket untuk berlaga di babak terakhir audisi yang mempertandingkan peserta terpilih dari berbagai kota itu, ada 12. Sedangkan kemungkinan audisi di Karanganyar itu bisa ada tambahan sampai 16 karena jumlah pesertanya yang membeludak.
Dia mengatakan, dari hasil supertiket itu, rata-rata diambil 30-an anak berbakat yang masuk asrama PB Djarum untuk dilatih dan tetap sekolah biasa di sana. Dan rata-rata ada 10-15 anak tiap tahun yang dipulangkan atau minta pulang ke kampung halaman meski sudah susah payah audisi.
Baca : Kejurkot Jadi Ajang Peningkatan Prestasi
‘’Begitulah. Kadang hidup di Asrama yang mau tidak mau harus mandiri hidupnya, berlatih, sekolah, dan lainnya membuat mereka bosan karena memang terlanda homesick. Sehingga mau tidak mau mereka terpaksa berhenti karena aturan asrama latihan itu terasa berat,’’ kata dia.
Yang jelas, memang dibutuhkan mental baja, tidak manja dan kekanak-kanakan untuk bisa menjadi pemain bulutangkis yang hebat. Dan itulah yang dicoba untuk diwujudkan melalui audisi Djarum ini, untuk memunculkan pemain berbakat di masa depan.(Joko DH)
Baca : Genggam Empat Emas, Jaya Raya Jawara