smk-1-miri-sragen
JENGUK KORBAN: Komisi IV DPRD Sragen menengok para siswa yang menjadi korban runtuhnya aula SMK 1 Miri, yang dirawat di RSUD Soehadi Prijonegoro, Kamis (21/11). (newsreal.id/Bausni Hariwoto)

SRAGEN,newsreal.id – Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati memerintahkan jajarannya untuk mendata seluruh bangunan sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menjadi tanggungjawab Pemkab Sragen. Hal ini untuk mengantisipasi, agar jangan sampai peristiwa bangunan robohnya aula terbuka SMK 1 Miri karena diterjang angin puting beliung terjadi lagi. Bupati juga mengaku prihatin dengan musibah yang terjadi pada Rabu (20/11) sekitar pukul 14.30 WIB tersebut. 

“Kami sudah minta dinas untuk mendata seluruh bangunan sekolah SD dan SMP. Jangan sampai musibah seperti di SMK 1 Miri ini terulang lagi,” jelas Yuni, panggilan akrabnya seusai meninjau SMK 1 Miri, Kamis (21/11) siang.

Menurut Yuni, harus ada evaluasi mendalam terkait musibah ini. Apakah murni karena faktor alam, karena angin yang terlalu kencang atau ada faktor lain yang juga turut andil. Pihaknya juga mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan, terutama menghadapi awal musim penghujan. Pasalnya pada awal musim penghujan, basanya terjadi hujan deras disertai angin kencang.

Baca : Bencana Angin Puting Beliung Landa Dua Kecamatan Di Sragen

Bupati Yuni juga memastikan Pemkab Sragen menanggung seluruh biaya pengobatan para korban luka akibat runtuhnya aula SMKN 1 Miri. Berdasarkan data, ada 22 murid dan satu guru yang mengalami luka-luka akibat musibah tersebut. Hingga Kamis (21/11) masih ada 13 siswa yang dirawat. Dimana tujuh orang dirawat di RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen dan enam orang lainnya dirawat di RS Dokter Muwardi dan RS PKU Muhammadiyah Solo dan RS Karima Utama Sukoharjo. Para korban rata-rata mengalami patah tulang akibat tertimpa reruntuhan bangunan aula. 

Sementara sembilan siswa dan seorang guru mengalami luka ringan dan sudah diperbolehkan pulang. Bahkan guru yang menjadi korban sudah kembali mengajar pada Kamis (21/11). “Ada beberapa siswa yang sudah punya kartu BPJS dan biaya pengobatan sudah ditanggung semua. Tapi ada juga yang tidak punya BPJS dan masuk kategori pasien umum. Pemkab akan menanggung semua biaya pengobatan,” tegas Yuni.

Baca : Angin Puting Beliung Robohkan Hall SMK 1 Miri, Data Sementara 12 Siswa Luka-luka

Komisi IV DPRD Sragen juga meninjau SMK 1 Miri dan menengok para siswa yang masih dirawat di RSUD Soehadi Prijonegoro. Seperti yang disampaikan Ketua Komisi IV Sugiyamto, mereka menyatakan ikut prihatin atas musibah tersebut. Mereka juga berharap agar para siswa yang menjadi korban dan dirawat di RS bisa segera sembuh dan sehat kembali. “Kami ikut prihatin atas musibah ini, semoga tidak terjadi lagi dan semoga adik-adik bisa segera sembuh,” kata Sugiyamto.

Terkait penanganan mereka, dinilai sudah bagus dan cepat dimana ada yang langsung dioperasi karena ada yang menderita patah tulang atau memar dan gegar otak ringan. Namun politisi dari PDI Perjuangan ini meminta agar semua siswa yang menjadi korban bisa dirawat di kelas 1 semuanya. Sebab, ternyata dari tujuh korban yang dirawat di RSUD Soehadi Prijonegoro, ada yang dirawat di kelas 1 ada yang di kelas 3. “Sebaiknya mereka dirawatdi kelas 1 semua, jangan di kelas 3 sebab mereka korban darurat yang harus ditolong,” tandas Sugiyamto. (Basuni Hariwoto) 

Baca : Ganjar : Kita Mesti Undang Ahli Tawon, Tewaskan Dua Warga

 

Tinggalkan Pesan