penyelenggara-ppid-karanganyar
PENGHARGAAN PPID – Penerima penghargaan sebagai penyelenggara PPID terbaik diserahkan Bupati Juliyatmono. (newsreal.id/Joko DH)

KARANGANYAR,newsreal.id – Guru harus mengembalikan semboyan lama yang mulai tergerus, yakni orang yang bisa digugu lan ditiru. Guru kelas di tidak hanya transfer knowledge, tapi pendidikan karakter murid, yang menurut Mendikbud Nadiem Makarim hal yang sangat urgen.

‘’PGRI sebagai wadah guru memiliki kapasitas untuk mengingatkan para guru, sekaligus juga  mencermati serta nantinya menagih janji Mendikbud agar tidak sekadar wacana saja, namun diimplementasikan dalam kebijakan,’’ kata Aris Munandar Ketua PGRI Karanganyar, usai upacara Hari PGRI dan Hari Korpri  di halaman Setda Karanganyar, Jumat.

Pendidikan karakter harus menjadi titik berat dunia pendidikan, sehingga saat meluluskan siswa betul-betul siswa yang berkarakter, menghargai yang tua, bisa menerima perbedaan pendapat, mau dikritik, dan lainnya.

‘’Peran guru benar-benar dituntut untuk membentuk karakter, memberi contoh perilaku yang baik, sehingga murid betul-betul melihat sosok guru sebagai orang yang bisa digugu dan ditiru, bukan sebaliknya orang yang wagu dan tidak patut dicontoh. Itulak makna karakter yang memang harus dikembalikan lagi,’’ kata dia.

Aris yang kini juga menjadi sekretaris PGRI Jateng mengatakan, Nadiem sudah mengutarakan lewat orasinya saat hari PGRI, bahwa guru memang perlu secepatnya beradaptasi dengan perkembangan zaman, yang sudah masuk ke era digital 4.0.

Jika tidak segera berbenah, maka guru akan tertinggal dengan zaman yang bergerak sangat cepat. Guru harus menyesuaikan diri. Sebab dengan cara itulah guru mempersiapkan siswanya, agar tidak sekadar mencetak lulusan namun siswa yang berbobot.

Keterkaitan dengan perkembangan dunia industri harus sudah diikuti sehingga lulusan yang ada sudah bisa diterima oleh industri dan tidak ada lagi keluhan dunia industri bahwa alumni sekolah tidak memiliki kompetensi yang memadai.

Mendikbud Nadiem juga menyerukan agar guru tidak terlalu banyak dibebani masalah administratif. Hal itu juga harus ditagih untuk diwujudkan. Jangan jadi wacana saja, sebab tugas administratif bagi guru itu menjadi beban yang menghambat guru memaksimalkan kompetensi yang dimiliki.

Aris memberi contoh agar guru lebih maksimal dalam mengajar, tidak dibebani administratif yang njelimet, dengan dalih persiapan mengajar. Bahwa persiapan mengajar itu perlu agar sistem belajar bisa lebih terarah, namun bukan karena administratif mengajar itu menjadikan guru lupa isi yang diajarkan, termasuk pendidikan karakter.(*)

Tinggalkan Pesan