praktik-prostitusi-terminal-solo1
SPANDUK LARANGAN : Warga sekitar Terminal Tipe Tirtonadi Solo memasang spanduk yang berisi larangan praktik prostitusi di sekitar area itu, Jumat (31/1). (newsreal.id/Budi Santoso)

SOLO,newsreal.id – Warga yang tinggal di sekitar kawasan Terminal Tirtonadi Kelurahan Gilingan diduga gelisah atas maraknya praktik prostitusi di wilayah mereka.

Keresahan warga ini ditunjukkan dengan memasang spanduk berisi larangan bagi penjaja seks komersial (PSK) mangkal atau transaksi di lokasi tersebut.
Spanduk-spanduk berwarna kuning cerah dengan tulisan merah itu terlihat di sekitar terminal sisi barat.

Lurah Gilingan Kecamatan Banjarsari, Solo Joko Partono saat dikonfirmasi atas perihal itu memang membenarkan. Dalam setiap kegiatan rapat-rapat baik di lingkungan RT, RW hingga kelurahan keresahan menjamurnya praktik prostitusi semacam itu terus disuarakan.

“Nah akhirnya ada warga yang berinisiatif memasang papan pengumuman itu. Ya prinsipnya kelurahan mendukungnya,” kata Joko yang dihubungi melalui telpon, Jumat sore.

Lurah Joko mengungkapkan, pihaknya juga tidak kurang-kurang menyosialisasikan dan pencegahan praktik prostitusi itu ke masyarakat. Bahkan petugas linmas dan Satpol PP juga ruitn melakukan patroli untuk meminimalisir praktik semacam itu.

“Linmas kami juga sering patroli tidak hanya di sekitar terminal tetapi juga di sepanjang Jalan Setia Budi. Setiap patroli pasti tidak ada PSK muncul tetapi setelah tidak ada petugas mereka muncul lagi,” katanya.

Diungkapan dengan adanya pemasangan spanduk semacam itu, makan akan memberikan efek jera kepada PSK. Bagi para ”hidung belang” spanduk semacam itu juga akan membuat mereka malu sendiri.

“Ya kami mendukung langkah masyarakat yang tidak mau kampungnya jadi lokasi mangkal atau menjajakan diri PSK,” imbuhnya.

praktik-prostitusi-terminal-solo2

Sementara itu Koordinator Terminal Tipe A Tirtonadi Surakarta, Joko Sutriyanto membenarkan bila ada akativitas warga di sekitar terminal yang memasang spanduk seperti itu.

“Itu inisiatif warga bukan dari terminal,” katanya.

Joko menambahkan, fungsi terminal adalah pelayanan publik bagi masyarakat yang hendak naik bus dan kegiatan lainnya. Jadi kalau ada praktik-praktik prostitusi semacam ini jelas tidak baik bagi citra terminal.

“Kami juga mendukung dan terbantukan karena warga juga mengingkan terminal menjadi fasilitas umum yang steril dari prakti-praktik semacam ini,” imbuh Joko. (Budi Santoso)

Tinggalkan Pesan