PALU,newsreal.id – Selain hadiah uang, pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulteng juga akan memberikan penghargaan kepada mereka yang bisa menuntaskan sayembara ini.
Uang dan penghargaan itu pantas diberikan dikarenakan risikonya cukup besar.
Nah sayembara yang dimaksud adalah melepas ban dari leher buaya Sungai Palu.
Ya beberapa waktu lalu viral di media massa dan media sosiali tentang ban yang melilit leher seekor buaya di Sungai Palu. Ban di leher buaya sepanjang 5 meter itu telah lama menjadi perhatian masyarakat luas.
Sayembara ini deselenggarakan dengan latar belakang upaya penyelamatan yang telah dilakukan belum berhasil. Bahkan tercatat upaya penyelamatan juga pernah dilakukan pencinta hewan liar ternama, mulai dari Panji serta beberapa organisasi dari Australia, namun tetap gagal.
Kepala BKSDA Sulteng Hasmuni Hasmar, mengakui upaya melepaskan jeratan ban di leher buaya yang diperkirakan berusia 9 tahun itu.
“Buaya itu sering berpindah-pindah, penggunaan bius dengan cara ditembakkan juga batal kami lakukan karena kami takut saat dibius buaya itu masuk ke dalam sungai, itu malah membahayakan si hewan dan petugas karena ada lebih dari satu ekor buaya di Sungai Palu,” ungkap Hasmuni kepada Liputan.com, Rabu (29/1/2020).

Sayembara itu disebut Hasmuni menjadi langkah awal penanganan. Selain hadiah uang, pihak BKSDA Sulteng juga akan memberikan penghargaan kepada mereka yang berhasil melepas ban yang sudah 3 tahun lebih berada di leher buaya tersebut.
“Kami pastikan jumlah uangnya setara dengan risikonya, ada penghargaan juga dari kami,” ungkap Hasmuni.
Buaya berkalung ban di Sungai Palu pertama kali menampakkan diri pada 2016, dan langsung menjadi perhatian banyak pihak. Tidak ketahui pasti bagaimana ban sepeda motor itu bisa menjerat leher hewan tersebut. Jerat ban motor itu semakin menyiksa si buaya lantaran tubuhnya yang semakin membesar, bahkan saat ini panjangnya sudah mencapai sekitar 5 meter. (*)
Editor : Budi Sarmun