KARANGANYAR,sms.com – Dana Rp 490 juta bisa untuk menyulap limbah rumah tangga, mulai WC, air kamar mandi, air cucian, menjadi air yang bersih dan cukup untuk menyirami sayuran dan memelihara mujaer ?

Ya. Itulah yang dilakukan warga Manggung, Cangakan, Karanganyar. Warga yang memperoleh dana Rp 490 juta untuk menciptakan pengolah limbah dari 53 rumah warga. Dari mulai dibuatkan WC komunal, dan saluran untuk cuci, mandi dan lainnya, semuanya ditampung.

‘’Kami melalui kelompok swadaya masyarkat yang ada di desa menerima dana itu dari Dinas Pekerjaan Umum. Ada Rp 10 miliar dana dari pusat. Ada 18 titik yang dibangunkan WC komunal dan pembuangan limbah rumah tangga lainnya. Kami termasuk yang mencoba untuk menerapkan sampai ada buangan air bersih,’’ kata Suratno, Jumat (6/11/2020).

Dana itu dipakai untuk memasang pipa untuk WC komunal dan limbah warga lainnya. Dengan pipa ukuran 30 centimeter. Setelah itu di tiap rumah ada bak penampung sehingga limbah masuk ke pipa utama menuju pengolah limbah.

Dari kotoran rumah tangga itu masuk ko kotak limbah penampung berukuran 4 x 4 se dalam 3,5 meter. Lobang penampung limbah itu akan penuh sekitar 4 tahun, dan nanti bisa kita kuras untuk dibuang.

Dari lobang pertama melalui pipa ukuran 2 centimeter sebanyak 9 nbuah air limbah masuk ko lobang kedua. Di lobang kedua ini ditambah dengan bakteri pengurai sehingga kotoran terurai menjadi limbah padat dan cair. Air secara otomatis karena miring akan masuk ke kotak ketiga yang terdiri dari tiga kotak/lobang.

Air limbah di situ ditambah udara dengan cara diblower sehingga air yang biasanya dari kotak kedua sudah dibuang dan berwarna putih kekuningan akan menjadi air bening. Nah air yang sudah bening itu disalurkan ke luar sudah bisa untuk menyirami tanaman sayur dan kolam air mujaer atau lele.

‘’Jika air itu dibuang sekalipun kata Ratno didampingi Doni Prabowo, konsultan ahli teknik lingkungan dari universitas kristen surakarta serta Suharno pendamping teknis. Harusnya memang air bersih itu yang dibuang.

Tim teknis mamasih mengupayakan air buangan akhir itu bisa untuk kolam ikan nila yang memang lrbih rentan jika airnya kotor, dibandingkan mujaer. Saat ini tim sedang mengupayakan .

Bupati Juliyatmono yang diundang meninjau ipal itu mengatakan, ini bagian dari program menciptakan sistem sanitasi lingkungan di perkotaan. Sebab air limbah rumah tangga jika tidak ditampung dan diolah bisa mencemari air sumur warga.

Agus Cipto Waluyo Kepala Dinas PU mengatakan, ada dana dari pusat disertai dengan petunjuk teknisnya untuk memberantas kemiskinan dengan menciptakan sanitasi berkelanjutan.(jdh)

Tinggalkan Pesan