*Pasca Bom Makasar dan Penyerangan di Mabes Polri
SOLO, newsreal.id– Pasca bom bunuh diri di pintu masuk Gereka Katedral Makasar dan penyerangan terduga teroris di Markas Polri, jajaran TNI turut berperan dalam mengamankan di setiap daerah masing-masing.
Kota Solo dan daerah lain tidak terkecuali menjadi perhatian khusus pengamanannya.
Upaya pengamanan tersebut dikemukakan Danrem 074/Warastratama Surakarta, Kolonel Inf Deddy Suryadi, Kamis (1/4/2021).
Mantan Dangrup 2 Kopassus Kandang Menjangan itu menegaskan jajaran TNI bakal memback-up total kepolisian dalam pengamanan wilayah, termasuk memberikan rasa aman bagi warga yang merayakan Hari Paskah, Jumat (2/4/2021).
Perwira menengah berpangkat melati tiga dipundak itu, dalam kesiapsiagaan pengamanan tersebut telah dilakukan sejak beberapa hari lalu yang dimulai dengan apel siaga dari unsur TNI, Polri hingga kesatuan pendamping.
“Di setiap tempat ibadah, baik yang ada di gereja maupun di lokasi lain, kami tempatkan personel untuk memback-up pihak kepolisian. Hal ini dilakukan untuk memberikan rasa aman berkaitan perkembangan yang terjadi di Makassar beberapa hari lalu dan aksi penyerangan di Mabes Polri, Rabu (31/3) ,” tegas mantan Ajudan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) tersebut.
Orang pertama di jajaran Korem tersebut meyakinkan bahwa kolaborasi antara TNI-Polri dan masyarakat diperlukan guna memastikan kenyamanan di kota Solo dan sekitarnya.
“Sudah kami instruksikan kepada jajaran TNI seluruh wilayah di Soloraya yang menjadi tanggung jawab Korem Surakarta, untuk membantu Polri bersama masyarakat demi menjaga kondusifitas,” tandas Deddy.
Ditambahkan Danrem, Kota Bengawan sebagai salah satu daerah dengan penduduk terpadat menjadi barometer kerukunan dan kedamaian umat beragama. Selain itu, Kota Solo dengan masyarakat heterogen selalu mengedepankan kolaborasi semua pihak demi terciptanya suasana aman.
“Kami menerapkan strategi adaptasi untuk mengantisipasi berbagai ancaman dan gangguan ketertiban di masyarakat. Menyamakan frekuensi dan langkah bersama melawan pemecah belah persatuan bangsa,” jelas Deddy dalam penjelasannya kepada media. (Sri Hartanto)