*Sengketa Lahan Tambang Batu Andesit Proyek Bendungan Bener
SEMARANG,newsreal.id – Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Drs Ahmad Luthfi, dalam siaran pers yang diliris dari akun instagram Polda Jateng menegaskan pada saat di lapangan memang diframing dari beberapa kejadian yang muncul di sana.
“Contoh misalnya, di Video viral bahwa Anggota Polri melakukan penyerbuan masjid, Tidak !
Posisi anggota kita membelakangi masjid, karena pada saat itu yang duduk-duduk dan yang di luar akan terlibat kontak fisik, dimana yang kontra dikejar-kejar, yang pro masuk masjid,” tegas Kapolda.
Kemudian anggota kita melakukan parameter agar tidak terjadi adanya benturan.
Bahkan lanjut jenderal bintang dua, Dirpamobvit pun melaksanakan salat berjamaah disana, tidak ada apa-apa.
Baca : Kenali Sejak Dini Gejala Covid-19 Varian Omicron
Ia menyampaikan Polda Jawa Tengah atas permintaan BPN, melakukan pendampingan, pengamanan, fasilitator dan dinamisator bagi masyarakat yang menerima terkait dengan proses Pengukuran, maupun yang belum menerima.
“Disana terjadi kontak antara yang menerima dan tidak, kemudian kita amankanlah kemarin, sebanyak 64 orang yang hari ini sudah kita kembalikan,” tegas Kapolda.
Desa Wadas menjadi sorotan nasional usai aparat kepolisian diterjunkan ke desa itu pada Selasa (8/2). Pasukan polisi bersenjata lengkap dikerahkan untuk mengawal pengukuran lahan tambang batu andesit proyek Bendungan Bener.
Namun, anggota kepolisian tak hanya mengawal tim BPN. Mereka juga menangkap warga Desa Wadas yang dianggap memprovokasi penolakan rencana penambangan tersebut. Total 67 warga ditangkap. Kemarin puluhan warga itu sudah dilepaskan.(Red)
Baca : Porang Diekspor ke Jepang dan Tiongkok Harganya Mencapai Rp 65.000/Kg