- Sepanjang 2024
TEHERAN- Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Palestina melalui sebuah laporan menyebutkan bahwa rezim zionis Israel telah menghancurkan sedikitnya 966 masjid di Palestina sejak melancarkan perang genosida di Gaza pada 2023.
Menurut laporan kantor berita Iran, IRNA yang mengutip kantor berita Shahab, Senin, (6/1), kementerian tersebut mengatakan sekitar 815 masjid hancur total dan 151 hancur sebagian akibat ulah pasukan Israel selama 2024.
Laporan tersebut juga mencakup 19 tempat pemakaman dan tiga gereja. Data itu mencuat saat aksi kejahatan Israel di Jalur Gaza terus bergulir meskipun terdapat kecaman internasional.
Jejak kematian dan kehancuran di Gaza mendorong Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan menteri perang Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang.
Sejak melancarkan perang genosida di Gaza, sedikitnya 45.800 warga Palestina terbunuh dan 109.000 lainnya terluka dimana sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Serbuan Israel itu terus berlanjut kendati terdapat resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.
Pada bulan November, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang mematikannya di Gaza.
Keduanya dituding telah melakukan kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan menjadikan kelaparan (membuat rakyat Gaza kelaparan) sebagai senjata mereka.
Stok Obat
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan pihaknya mengalami kekurangan obat-obatan dan peralatan medis yang sangat parah. “Stok 120 jenis obat, termasuk 20 jenis pengobatan kanker, sudah benar-benar habis di gudang kementerian,” ujar pejabat Kemenkes Wael al-Sheikh kepada saluran resmi Palestine TV.
Ia juga mengungkapkan bahwa utang kementerian hampir mencapai tiga miliar shekel (sekitar 800 juta dolar AS atau sekitar Rp12,96 triliun). Perang yang terus berlangsung di Gaza, yang kini memasuki bulan ke-15, telah memperburuk krisis keuangan Otoritas Palestina (PA), terutama akibat peningkatan pemotongan pendapatan pajak oleh Israel.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah menahan sekitar 45 persen pendapatan pajak bulanan, yang dikenal di Palestina dan Israel sebagai maqasa. Pendapatan ini dikumpulkan oleh pemerintah Israel atas nama PA dari impor dan ekspor Palestina, dengan Israel menerima komisi sebesar 3 persen. Pendapatan tersebut diperkirakan mencapai sekitar 220 juta dolar AS (sekitar Rp3,56 triliun) setiap bulan dan merupakan sumber pendapatan utama bagi PA. (Ant,tb)