- Warga Diminta Waspada
CILACAP- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi (Stamet) Tunggul Wulung Cilacap memprakirakan sebagian wilayah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, terdampak bibit siklon 97S meskipun tidak secara langsung.
“Seperti hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi di sejumlah wilayah Cilacap pada sore hingga malam ini merupakan dampak tidak langsung dari bibit siklon 97S,” kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stamet Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Rabu (8/1) malam.
Dikatakan, sesuai dengan informasi yang dirilis BMKG, bibit siklon 97S merupakan perkembangan dari suspect area yang terpantau di sebelah selatan Nusa Tenggara sejak 3 Januari 2025.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada tanggal 8 Januari 2025, pukul 07.00 WIB, posisi bibit siklon 97S saat ini berada di wilayah Samudra Hindia selatan Banten dengan kecepatan angin maksimum 15 knot (28 kilometer per jam) dan tekanan minimum 1.007 hPa.
“Pengamatan citra satelit dalam 12 jam terakhir terlihat adanya peningkatan aktivitas konvektif yang tumbuh di sebelah tenggara sistem (bibit siklon 97S, red.),” katanya. Dijelaskan lebih lanjut, berdasarkan prediksi BMKG, dalam 24 jam sistem cenderung bergerak ke arah barat-barat daya dengan intensitas masih cenderung persisten.
Dalam hal ini, sirkulasi di lapisan permukaan masih cukup lemah dan melebar serta terlihat kecepatan angin maksimum sistem berada di kuadran barat daya dan timur laut sistem. Selanjutnya dalam 48-72 jam ke depan, sistem bergerak ke arah barat daya Samudra Hindia barat daya Banten sehingga makin menjauhi wilayah Indonesia.
Teguh mengatakan berdasarkan analisis BMKG, potensi bibit siklon 97S menjadi siklon tropis masih dalam kategori rendah meskipun menunjukkan sedikit peningkatan dilihat dari pola sirkulasi yang semakin menguat dan kecepatan angin maksimum semakin meluas di sekitar sistem.
“Potensi bibit siklon tropis 97S menjadi siklon tropis dalam 24-72 jam ke depan adalah rendah,” katanya menegaskan. Kendati demikian, dia mengatakan bibit siklon tropis 97S memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca dan dampak langsung terhadap gelombang laut di wilayah Indonesia yang berlangsung hingga hari Kamis (9/1), pukul 07.00 WIB.
Menurut dia, dampak tersebut berupa hujan sedang hingga lebat dan angin kencang di wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur. Selain itu, tinggi gelombang 1,25- 2,5 meter (kategori sedang) di perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Barat (NTB), Selat Sunda bagian barat dan selatan, Samudra Hindia selatan Jawa hingga NTB, dan Laut Jawa.
“Jadi, hujan lebat disertai angin kencang dan petir yang terjadi pada sore hingga malam ini merupakan dampak tidak langsung dari bibit siklon 97S. Oleh karena itu, kami imbau masyarakat untuk waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat,” kata Teguh.
Potensi Hujan
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di Pulau Jawa untuk mengantisipasi peningkatan potensi hujan yang ditimbulkan akibat bibit siklon tropis 97S. Siklon tropis juga potensi terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Prakirawan BMKG Eriska Febriati mengatakan, bahwa bibit siklon tropis 97S itu saat ini terpantau sedang berada di Samudra Hindia selatan Jawa Timur dengan kecepatan angin maksimum 15 knot atau 28 kilometer per jam.
Kawasan tersebut sebelumnya telah dideteksi BMKG sebagai suspek area siklon tropis atau gangguan tropis dalam beberapa empat hari terakhir atau setidaknya sejak Jumat (3/1). Meskipun diprediksikan secara umum potensi bibit siklon 97S itu menjadi siklon tropis dalam 24-72 jam ke depan masih dalam kategori rendah, namun kondisi ini dapat menimbulkan hujan dengan intensitas sedang (lebih dari 4,0 mm per jam) hingga lebat (lebih dari 50 mm per jam) dan dapat disertai angin kencang. (cnnind,tb)