Internasional
Home » Israel Desak Demiliterisasi sebagai Syarat Gencatan Senjata

Israel Desak Demiliterisasi sebagai Syarat Gencatan Senjata

ANTRE MAKANAN: Warga Palestina mengantre, mencoba mendapatkan bantuan makanan untuk berbuka puasa selama Ramadan di Kota Gaza, Selasa (4/3). (Dok: Xinhua)

YERUSALEM- Israel meminta demiliterisasi Jalur Gaza sebagai syarat untuk melaksanakan tahap kedua kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas. “Kami tidak punya kesepakatan pada tahap kedua,” kata Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa’ar dalam konferensi pers pada Selasa, (4/3) waktu setempat.

Israel juga menuntut kelompok perlawanan Palestina itu menyerahkan semua sandera. Sa’ar menambahkan bahwa jika Hamas menyetujui tuntutan ini, maka pihaknya dapat melaksanakan tahap kedua kesepakatan gencatan senjata.

Tentang aksi Israel yang memblokir bantuan kemanusiaan ke Gaza sejak Minggu (2/3), Sa’ar berdalih bahwa Hamas mengeksploitasi bantuan itu untuk kepentingan mereka. Pemimpin Israel Benjamin Netanyahu berdalih, pemblokiran itu bertujuan menekan Hamas agar menerima usulan Israel untuk memperpanjang tahap pertama gencatan senjata.

Pos Pemeriksaan

Sementara itu, Palestina menuding Israel membatasi pergerakan warga Pelestina di Tepi Barat dengan membangun pos pemeriksaan. Sedikitnya 900 pos pemeriksaan dan gerbang besi didirikan pemerintah Zionis tersebut.

Rusia Tegaskan Dukungan, Siap Bantu Iran Hadapi Tekanan Barat

Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina menyebutkan, penghalang tersebut bukan untuk menjaga keamanan tetapi untuk “menindas” warga Palestina dan sangat berdampak pada kehidupan sehari-hari warga Palestina dengan membatasi pergerakan mereka di dalam kota, desa, dan kamp-kamp pengungsi.

“Menciptakan fragmentasi di seluruh Tepi Barat, mengubahnya menjadi penjara besar dengan ratusan daerah yang terisolasi,” sebut kementerian itu dalam pernyataan pers sebagaimana dilansir Xinhua, Rabu (5/3).

Ini merupakan “bentuk hukuman kolektif yang paling buruk” yang diberlakukan pada keluarga-keluarga Palestina, terutama selama bulan suci Ramadan, dan merupakan alat sistematis untuk mengeskalasi kekerasan serta merusak upaya regional dan internasional untuk mencapai ketenangan dan gencatan senjata, urai pernyataan itu.

Lebih lanjut, pernyataan tersebut mendesak adanya aksi segera dari masyarakat internasional. Pekan lalu, media Israel melansir bahwa dengan alasan kekhawatiran akan potensi kerusuhan terkait pembebasan tahanan Palestina di bawah kesepakatan pertukaran antara Israel dan Hamas, tentara Israel diperintahkan untuk menambah puluhan pos pemeriksaan di sepanjang jalan menuju ke kota-kota Palestina. (Ant,tb)

Iran Siap Tutup Selat Hormuz, Dunia Terancam Krisis Energi

Berita Populer

01

Polda Jateng Identifikasi 11 Ormas yang Diduga Terafiliasi Premanisme

02

10 Hewan Paling Imut, Lucu dan Menggemaskan

03

Mendikdasmen Pastikan SPMB di Jateng Selaras dengan Pusat

04

Permendikdasmen tentang Tes Kemampuan Akademik (TKA) Diterbitkan

05

Ibu Sarima Ditipu 4 M Oleh Tersangka Iin Iryani Pengusaha Travel Haji dan Umroh, Kasus Masuk Tahap Pelimpahan

Berita Terbaru


80 Ribu Kopdes Merah Putih Siap Diluncurkan



Kategori