- Lawan Trump ?
BEIJING- Tiongkok dan Uni Eropa (UE) tengah membahas penguatan kerja sama ekonomi dan perdagangan menyusul kebijakan tarif impor yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Hal tersebut disampaikan Kementerian Perdagangan Tiongkok, Kamis (10/4). Menteri Perdagangan Tiongkok, Wang Wentao disebut telah berbicara dengan Komisioner Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Uni Eropa Maros Sefcovic lewat panggilan video pada Selasa (8/4) untuk membahas masalah itu.
Keduanya membahas keringanan perdagangan hingga negosiasi mengenai komitmen harga kendaraan listrik. Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan, kedua pihak telah setuju untuk memulai kembali negosiasi tentang komitmen harga minimum untuk kendaraan listrik Tiongkok, tetapi tidak merinci kapan negosiasi tersebut akan dilanjutkan.
Mereka juga membahas penciptaan lingkungan bisnis yang lebih menguntungkan bagi perusahaan dan masalah transfer perdagangan.
“Tiongkok siap memperdalam kerja sama perdagangan, investasi, dan industri dengan Uni Eropa,” kata Wang kepada Sefcovic, seperti dikutip Reuters. Wang mendorong Tiongkok dan UE untuk bersama-sama menjaga sistem perdagangan multilateral berbasis aturan dan mematuhi liberalisasi dan fasilitasi perdagangan yang akan menyuntikkan lebih banyak stabilitas dan kepastian ke dalam ekonomi dunia dan perdagangan global. Tiongkok dan Eropa juga akan memperkuat komunikasi di bawah kerangka Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan bersama-sama mendorong reformasi WTO.
Perang Dagang
Donald Trump mengobarkan perang dagang dengan penetapan kebijakan tarif resiprokal pada barang impor dari hampir seluruh negara. Awalnya orang nomor satu di AS itu mengumumkan tarif resmi berlaku mulai Rabu (9/4). Namun, Trump kemudian menunda penetapan tarif selama 90 hari ke depan.
Alasan utama Trump memungut tarif tinggi adalah demi menekan defisit neraca perdagangan AS. Dengan mematok tarif impor tinggi untuk produk-produk negara lain, Trump ingin neraca perdagangannya impas.
Tarif yang ditetapkan ke setiap negara berbeda-beda. Tiongkok menjadi negara yang dikenakan tarif impor tertinggi Trump sebesar 125 persen. Awalnya Trump menetapkan tarif 20 persen untuk Tiongkok pada Maret 2025. Trump kemudian menetapkan tarif resiprokal 34 persen ke Tiongkok per 9 April.
Namun, Trump menambahkan 50 persen lagi karena Tiongkok membalas dengan menaikkan tarif terhadap impor barang-barang asal AS. Sehingga total tarif yang dikenakan terhadap barang Tiongkok mencapai 104 persen.
Tak tinggal diam, pemerintah Tiongkok memberlakukan tarif 84 persen terhadap barang-barang asal AS. Hal itu membuat Trump mengamuk dan menaikkan tarif impor ke Tiongkok menjadi 125 persen. (cnnind,tb)