Nasional
Home » BGN Latih 1.800 Penjamah Makanan, Tingkatkan Keamanan Program Gizi Gratis

BGN Latih 1.800 Penjamah Makanan, Tingkatkan Keamanan Program Gizi Gratis

BIMTEK BGN: Badan Gizi Nasional (BGN) menyelenggarakan bimbingan teknis (bimtek) bagi 1.800 orang penjamah makanan dari wilayah Bogor dan Sukabumi di Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu-Minggu (4-5/10). (Foto: Ist)

NEWSREAL.ID, JAKARTA- Badan Gizi Nasional (BGN) bergerak cepat memperkuat kualitas layanan pangan dengan melatih 1.800 penjamah makanan di Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat.

Pelatihan digelar pada 4-5 Oktober 2025 sebagai langkah serius memperbaiki tata kelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) usai terjadinya kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Baca : Polda Jatim Gandeng Tim Ahli Selidiki Penyebab Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny

Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah II BGN, Nurjaeni menekankan pentingnya disiplin penjamah makanan dalam menjaga standar kebersihan dan sanitasi. Menurutnya, keamanan pangan adalah kunci utama agar masyarakat bisa mendapatkan makanan yang sehat dan terhindar dari risiko keracunan maupun penyakit bawaan pangan.

“Keamanan pangan adalah kunci dalam mendukung kesehatan masyarakat. Kami berharap seluruh penjamah makanan lebih disiplin menerapkan standar kebersihan dan sanitasi, sehingga terhindar dari potensi kontaminasi,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu (5/10).

Komisi I DPR dan MUI Desak Pemerintah Tolak Atlet Israel di Kejuaraan Dunia Senam

Garda Terdepan

Nurjaeni juga menyebut penjamah makanan sebagai garda terdepan yang memastikan setiap sajian di program gizi benar-benar aman dan bergizi. Ia mengingatkan setiap SPPG untuk selalu siap mencegah potensi kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan dengan standar ketat, seperti kewajiban memiliki koki bersertifikat, melakukan uji cepat (rapid test) makanan, serta penggunaan filter air untuk sumber sumur atau keran.

Selain itu, SPPG diminta menggunakan air galon untuk memasak, melakukan sterilisasi pada ompreng maupun food tray, serta memenuhi tiga sertifikasi wajib: Sertifikat Laik Higienitas dan Sanitasi (SLHS), Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP), serta sertifikasi halal.

“Pastikan selalu ada keterlibatan ahli gizi dalam setiap dapur, serta menyediakan CCTV sebagai bentuk transparansi dan pengawasan berkelanjutan,” tambahnya.

BGN menegaskan, bimtek ini merupakan bagian dari komitmen nasional untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia di bidang pangan sekaligus mewujudkan dapur sehat standar nasional bagi SPPG. Seluruh relawan dan pengelola dapur program gizi diharapkan memiliki pemahaman seragam tentang standar pelayanan, mulai dari pemilihan bahan baku, proses memasak, pemorsian, hingga pendistribusian makanan secara higienis.

Wamentan Ajak Pesantren Jadi Motor Ketahanan Pangan Nasional

Keberhasilan program MBG, kata Nurjaeni, sangat bergantung pada kualitas kerja para petugas lapangan. Karena itu, peningkatan kapasitas dan pengetahuan tentang keamanan pangan mutlak diperlukan agar masyarakat benar-benar mendapatkan manfaat dari program gizi gratis yang sehat, aman, dan layak konsumsi. (Tb)

Berita Populer

01

Polda Jateng Identifikasi 11 Ormas yang Diduga Terafiliasi Premanisme

02

10 Hewan Paling Imut, Lucu dan Menggemaskan

03

Empat Tahun Menggantung, 1.411 Guru Lulus PPPK di Jateng Masih Tanpa Kepastian

04

Prabowo Tetapkan 18 Agustus 2025 Sebagai Libur Tambahan

05

PBSI Rombak Total Ganda Putri, Target Tembus Kasta Elite Dunia

Berita Terbaru




Kategori