NEWSREAL.ID, SIDOARJO- Kepolisian Daerah Jawa Timur menegaskan penyelidikan terkait penyebab ambruknya bangunan mushala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, masih terus berlangsung.
Kapolda Jatim, Irjen Pol Nanang Avianto mengatakan, pihaknya membutuhkan bantuan tim ahli untuk memastikan faktor teknis dalam peristiwa tragis yang terjadi Senin (29/9) lalu.
“Ini harus dilihat dari awal. Dari proses saat runtuhnya sudah kita dokumentasikan. Penyelidikan tidak bisa setengah-setengah, harus menyeluruh, dan kami juga menunggu panduan dari tim ahli konstruksi,” ujar Kapolda saat meninjau lokasi, Jumat (3/10).
Menurutnya, hasil investigasi tidak akan maksimal tanpa melihat detail sejak proses pembangunan dari bawah hingga atas. Karena itu, polisi bekerja sama dengan para ahli dari ITS dan Kementerian PUPR yang memahami aspek teknis konstruksi.
Pencarian Korban
Meski begitu, Kapolda menekankan bahwa fokus utama saat ini tetap pada penanganan kemanusiaan. Polisi bersama tim gabungan masih melakukan pencarian korban dengan sangat hati-hati, terutama saat menggunakan alat berat untuk mengangkat material bangunan.
“Hingga saat ini tercatat ada 53 korban yang belum ditemukan. Karena itu pencarian harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian, mengingat masih ada jenazah yang tertimbun,” jelasnya.
Kapolda menambahkan, pendataan korban dibagi menjadi tiga klaster, yakni santri, pengurus pesantren, dan pekerja pembangunan. “Pendataan tetap kami lakukan, sembari fokus pada misi kemanusiaan,” tambahnya.
Peristiwa runtuhnya mushala Ponpes Al Khoziny ini menjadi perhatian publik, tidak hanya karena jumlah korban yang banyak, tetapi juga karena dugaan lemahnya kualitas bangunan. Proses penyelidikan oleh kepolisian bersama tim ahli diharapkan dapat mengungkap penyebab pasti tragedi tersebut. (tb)