rotasi-guru
FOTO ILUSTRASI

KARANGANYAR,newsreal.id – Kekosongan guru Sekolah Dasar (SD) di Karanganyar sudah mencapai tahap mengkhawatirkan. Jumlah guru SD yang pensiun atau meninggal dunia sudah mencapai 1.200-an lebih. Sedangkan usulan rekrutmen ACASN (Calon Aparatur Sipil) atau CPNS tahun ini hanya disetujui 245.

‘’Itupun rekrutmen umum, sedangkan formasi guru SD paling di bawah 100, lainnya tenaga kesehatan dan tenaga fungsional. Karena itu jumlah SD yang dapat suntikan tenaga hanya sedikit sekali,’’ kata Tarsa, Kadisdikbud, di Kantor Bupati Karanganyar, Selasa (5/11).

Dia mengaku sudah mendapatkan keluhan itu sejak bertahun-tahun lalu, saat kekurangan masih ratusan di bawah seribu orang. Saat disampaikan ke pimpinan, semua perekrutan tergantung di atas bukan wewenang daerah.

Baca : Kasihan Guru, Rotasi Di Karanganyar Belum Jalan

Baca : Wawan Jadi Kades Termuda Karanganyar, Siap Berguru ke Senior

Karena itu Tarsa mengatakan, saat ini posisi guru SD yang kosong diisi guru wiyata bakti. Mau tidak mau sehingga peran mereka sangat vital untuk mendidik siswa. Sudah jamak terjadi dalam satu SD, hanya kepala sekolahnya yang ASN sedangkan gurunya wiyata bakti semua.

Pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa karena memang kondisinya seperti itu. Sejak kekosongan terjadi sudah terlalu sering keluhan sekolah disampaikan kepadanya, dan dirinya hanya bisa menjawab bahwa kebijakannya ada di pemerintah pusat.

Dulu, saat masih musim regrouping, SD yang hanya mendapatkan siswa sedikit bahkan di bawah 10, digabungkan. Sehingga dari situ guru wiyata bakti bisa berkurang daripada mereka juga hanya menerima honor semampunya.

Persiapan Ujian Nasional

Baca : Dinas Pendidikan Bebaskan Pengungsi Wamena Sekolah di Karanganyar

Baca : 6 Ribu Siswa Terima Bantuan Pendidikan dari Lembaga GNOTA Karanganyar

Namun seiring dengan sistem zonasi, maka sistem regrouping sekolah dihentikan karena setiap sekolah memperhitungkan kewilayahan dengan sekolah atasnya, sehingga mereka enggan diregrouping jika harus pindah wilayah.

Sekali lagi Tarsa harus mengucapkan rasa terima kasihnya kepada para guru wiyata bakti, sebab tanpa mereka akan banyak SD yang tidak memiliki guru. Sebab memang sudah kosong guru yang ASN sehingga hanya ada satu atau paling banyak dua dan kepla sekolahnya, sehingga tidak mungkin proses belajar mengajar hanya diserahkan pada guru ASN saja.

‘’Kami ada sekitar 500-an kurang jumlah SD yang rata-rata hanya memiliki dua guru dan satu kepala sekolah saja. Biasanya guru ASN memegang siswa kelas awal dan akhir saja. Sebab mereka yang awal perlu penyesuaian, sedangkan yang akhir persiapan ujian nasional.’’ (*)

Tinggalkan Pesan