Ditinjau oleh: Dr. Maria Magdalena Purba, SpM |
MATA juling atau strabismus merupakan salah satu dari berbagai macam gangguan kesehatan mata. Seseorang dikatakan memiliki mata juling ketika kedua mata tidak sejajar dan tidak fokus pada titik yang sama. Sering dianggap sebagai masalah estetika saja, sebenarnya mata juling dapat memengaruhi kemampuan penglihatan dan kualitas hidup seseorang apabila tidak ditangani dengan benar. Artikel ini akan membahas seputar kasus mata juling hingga cara mengatasinya untuk meningkatkan kewaspadaan kita terhadap kesehatan mata. BAGAIMANA MATA JULING BISA TERJADI? Perlu diketahui bahwa mata memiliki enam otot untuk mengontrol gerakannya. Satu otot menggerakkan mata ke kanan, dan satu otot lagi menggerakkan mata ke kiri. Empat otot lainnya menggerakkan mata ke atas, ke bawah, dan miring. Untuk fokus pada satu gambar, keenam otot mata harus bekerja sama. Pada penglihatan normal, kedua mata mengarah ke titik fokus yang sama. Otak menggabungkan dua gambar dari mata menjadi satu gambar tiga dimensi (3-D). Inilah cara seseorang mengetahui seberapa dekat atau jauh sebuah objek yang disebut persepsi kedalaman. Ketika kedua mata tidak sejajar, dua gambar berbeda akan dikirim ke otak. Pada anak kecil, otak belajar mengabaikan gambaran mata yang tidak sejajar dan hanya melihat gambar dari mata yang lurus atau yang lebih baik. Lama kelamaan anak akan kehilangan persepsi kedalaman terhadap suatu objek. Orang dewasa yang mengalami strabismus setelah melewati masa kanak-kanak sering kali mengalami penglihatan ganda. Hal ini terjadi karena otak sudah belajar menerima gambar dari kedua matanya yang tidak sama sehingga otak tidak lagi bisa mengabaikan gambar dari mata yang tidak sejajar. Hal ini yang menyebabkan penglihatan ganda dan keluhan ini tentunya sangat mengganggu penglihatan penderita juling. GEJALA MATA JULING Tanda mata juling yang paling terlihat adalah ketidaksejajaran pada kedua mata. Salah satu mata mungkin menatap lurus ke depan, sementara mata lainnya miring ke atas/ bawah/ kanan/ kiri. Ataupun kedua mata yang tidak sejajar, misalkan terlihat masuk ke arah dalam. Beberapa tanda atau gejala mata juling lainnya meliputi: – Penglihatan Kabur atau Ganda: Orang dengan mata juling mungkin mengalami kesulitan memperoleh gambar yang jelas karena kedua mata tidak fokus pada titik yang sama. – Kepala Pusing atau Sakit: Terutama pada anak-anak, mereka mungkin mengalami gejala ini sebagai upaya untuk menyesuaikan penglihatan mereka. – Sering memiringkan kepala atau memutar kepala ke samping saat melihat ke arah suatu objek. – Ketegangan Mata: Mata yang berupaya menyesuaikan fokus secara berlebihan dapat menyebabkan ketegangan dan kelelahan mata. -Pergerakan mata tidak terkoordinasi: Kedua mata tidak bergerak secara bersamaan.Menutup salah satu mata untuk membaca atau menonton TV. PENYEBAB MATA JULING Penyebab mata juling secara umum adalah adanya ketidakseimbangan pada otot mata. Ketidakseimbangan ini menyebabkan otot-otot mata tidak dapat bekerja bersama-sama dengan baik. Faktor keturunan dianggap sebagai penyebab seseorang memiliki mata juling. Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan mata juling akan berisiko lebih besar mengidap kasus yang serupa. Selain keturunan, beberapa faktor dibawah ini diketahui dapat meningkatkan risiko mata juling pada anak-anak: – Kelahiran prematur – Gangguan refraksi yang tidak dikoreksi sehingga terjadi mata malas (amblyopia). – Cerebral palsy (lumpuh otak) – Trauma kepala – Infeksi virus pada congenital rubella syndrome yang menyebabkan katarak bawaan lahir ataupun infeksi parasit toxo pada congenital ocular toxoplasmosis. Apabila terlambat ditangani akan menyebabkan penglihatan lemah dan lebih lanjut dapat menyebabkan mata juling. – Kelainan genetik, seperti down syndrome. – Kelainan kelopak tertutup (ptosis) yang terjadi sejak lahir/anak-anak dan tidak segera dikoreksi. Sementara itu, penyebab mata juling pada orang orang dewasa di antaranya: – Masalah kesehatan seperti diabetes – Stroke – Penyakit mata tiroid atau yang dikenal sebagai penyakit mata Graves – Tumor otak – Kecelakaan atau cedera pada otak – Kerusakan otot mata pada beberapa jenis operasi mata – Menderita mata malas (amblyopia) – Gangguan refraksi yang tidak dikoreksi dimana salah satu mata menjadi lemah sehingga dapat terjadi mata malas (amblyopia). CARA MENGATASI MATA JULING Tidak perlu berkecil hati jika Anda atau anggota keluarga mengalami mata juling. Pengobatan untuk mata juling tergantung pada penyebabnya dan bisa meliputi: 1. KACAMATA ATAU LENSA KONTAK Untuk kasus di mana mata juling disebabkan oleh masalah refraksi, kacamata atau lensa kontak mungkin cukup untuk memperbaiki penglihatan, namun tidak sepenuhnya dapat mengatasi mata juling. Pada juling yang ringan masih dapat dikoreksi dengan kacamata prisma. 2. LATIHAN OTOT MATA Terapi fisik atau latihan mata yang ditujukan untuk memperkuat atau melemahkan otot-otot mata tertentu dapat membantu memperbaiki keseimbangan mata. 3. TERAPI OKLUSI ATAU PENUTUP MATA Pada kasus amblyopia (mata malas), pasien dapat menggunakan penutup mata atau terapi oklusi bersamaan dengan kacamata dan latihan otot mata. Hal ini dapat membantu pada kasus juling ringan. Mata yang ditutup adalah mata yang kuat selama beberapa jam untuk periode tertentu sehingga diharapkan mata yang lemah menjadi lebih aktif. 4. OPERASI MATA JULING Dalam beberapa kasus, terutama jika mata juling yang berat dan tidak merespon dengan pengobatan yang lain maka diperlukan pembedahan untuk mengoreksi otot mata. Manfaat dari operasi strabismus yaitu dapat mengkoreksi posisi mata sehingga persepsi kedalaman menjadi lebih baik, memperbaiki penglihatan ganda, membaiknya lapang pandang, meningkatnya rasa percaya diri karena penampilan yang lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Kunjungi KMN EyeCare sebagai jaringan Rumah Sakit Mata terbesar di Indonesia yang memiliki layanan pengobatan mata juling. Para dokter spesialis strabismus di KMN EyeCare berpengalaman dalam menentukan metode terbaik untuk penanganan mata juling atau strabismus. Pengobatan mata juling di KMN EyeCare meliputi pemberian kacamata (dengan atau tanpa lensa prisma), terapi oklusi (menutup satu mata), latihan mata, dan bila dibutuhkan, operasi pada otot-otot ekstraokular. |