*Kasus Penganiayaan Bocah di Wonosegoro
SOLO,newsreal.id – Kasus penganiayaan KM (12), bocah asal Desa Banyusri, Kecamatan Wonosegoro yang dituduh mencuri celana dalam mengundang keprihatinan mendalam pendiri Diwa Foundation, Diah Warih Anjari. Sebagai aktivis sosial kemanusiaan yang juga seorang ibu, Diah Warih menyayangkan aksi main hakim yang terjadi.
“Kami sangat berharap aparat penegak hukum menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Serta para pelaku penganiayaan ditindak secara tegas,” kata Diah, Rabu (11/12). Sebagai aktivis sosial kemanusiaan, jika diizinkan oleh keluarga, pihaknya siap memberikan pendampingan kepada korban.
Seperti diberitakan, KM (12) warga Desa Banyusri Kecamatan Wonosegoro, Boyolali menjadi korban main hakim sendiri oleh belasan tetangganya. Aksi tersebut dipicu tuduhan bahwa KM telah mencuri celana dalam milik salah seorang warga.
Alami Trauma
Penganiayaan terjadi pada 18 November lalu. Belasan orang ikut serta menghajar korban. Bahkan salah sorang pelaku merupakan pemuka warga setempat. Tak hanya dipukul dan ditendang, kuku jari kaki korban juga dicabut dengan tang.
Korban pun harus menjalani perawatan di rumah sakit. Kini, sang bocah mengalami trauma. Dia tidak berani keluar rumah maupun berangkat ke sekolah. Bahkan keluarganya juga mengungsi ke rumah neneknya yang masih satu dusun namun berbeda RT.
Hingga saat ini pihak kepolisian masih mendalami kasus ini setelah pihak keluarga korban melaporkan pada 19 November 2024 lalu. “Dipastikan, proses hukum tetap berjalan,” ujar Kasi Humas Polres Boyolali, AKP Arif Mudi Prihanto, Selasa (10/12).
Pihaknya telah meminta keterangan sejumlah saksi. Mereka diperiksa penyidik Polres Boyolali, termasuk korban dan ayahnya. Hanya saja, belum ada terduga pelaku yang ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penganiayaan tersebut. (tb)
