NEWSREAL.ID, JAKARTA- Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar (Cak Imin) untuk memeriksa struktur dan kekuatan bangunan di pondok-pondok pesantren.
Instruksi tersebut diberikan setelah insiden maut ambruknya bangunan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.
Baca : Kemenag Inisiasi Koordinasi Pengawasan Bangunan Pesantren
Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menjelaskan perintah itu diberikan secara langsung oleh Presiden Prabowo kepada Cak Imin dalam rapat terbatas yang digelar di kediaman pribadi Presiden di Jalan Kertanegara, Jakarta, Minggu (5/10) malam.
“Presiden memerintahkan Menko Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar beserta jajaran kementeriannya untuk memeriksa sekaligus memperbaiki pondok pesantren resmi yang perlu dicek kekuatan struktur bangunannya, serta memberikan bantuan dan menekankan kepada pemilik pondok untuk memperhatikan betul proses renovasi atau pengembangan gedung bila hendak membangun pondoknya,” kata Seskab Teddy menyampaikan kembali isi perintah Presiden Prabowo.
Perhatian Khusus
Insiden ambruknya bangunan musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur memang menjadi perhatian khusus Presiden RI Prabowo Subianto. Presiden bahkan memberi instruksi langsung kepada pemerintah daerah Jawa Timur dan para menteri terkait untuk melakukan penanganan cepat, mulai dari evakuasi korban hingga evaluasi menyeluruh terhadap kondisi bangunan pesantren di seluruh Indonesia.
“Beliau memonitor terus, makanya kemudian memerintahkan para menteri terkait, juga gubernur dan wakil gubernur, untuk memberikan perhatian,” ujar Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi, yang juga Juru Bicara Presiden, usai menghadiri HUT Ke-80 TNI di Monas, Jakarta, Minggu (5/10).
Prasetyo menambahkan, Presiden Prabowo secara khusus menekankan perlunya evaluasi terhadap seluruh bangunan pesantren, terutama dari aspek keamanan dan keselamatan.
“Evaluasi ke depan semua pondok pesantren kami harapkan segera didata dan dipastikan keamanannya dari sisi bangunan dan infrastruktur,” tegasnya.
Musala di Ponpes Al Khoziny ambruk pada Senin (29/9) lalu ketika ratusan santri tengah melaksanakan salat berjamaah. Laporan sementara menyebutkan, lebih dari 100 santri berada di lantai dasar saat lantai empat musala yang sedang direnovasi runtuh hingga ke bawah.
Hingga Minggu (5/10), Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Budi Irawan mengonfirmasi jumlah korban meninggal dunia mencapai 36 orang. Ia juga memperkirakan masih ada 27 santri yang terjebak di bawah reruntuhan.
Sementara itu, Basarnas Surabaya mencatat jumlah korban selamat bertambah menjadi 104 orang setelah seorang santri yang sebelumnya hilang ditemukan dalam kondisi selamat.
Proses evakuasi masih berlangsung dengan melibatkan lebih dari 400 personel SAR, namun terkendala besarnya puing bangunan yang rentan roboh dan membahayakan korban selamat di bawahnya.
Pemerintah pusat menegaskan akan terus memantau proses evakuasi serta memastikan langkah evaluasi keamanan pesantren berjalan agar tragedi serupa tidak kembali terjadi. (tb)