NEWSREAL.ID, JAKARTA- Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan langkah tegas terhadap praktik penambangan timah ilegal di Bangka Belitung.
Prabowo memerintahkan TNI, Polri, dan Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan melakukan operasi besar-besaran untuk menutup sekitar 1.000 tambang ilegal sekaligus menghentikan jalur penyelundupan timah yang selama ini merugikan negara hingga puluhan triliun rupiah.
Dalam rapat bersama pimpinan partai politik di Jakarta, Senin (29/9), Prabowo menyebutkan bahwa operasi ini diharapkan mampu menyelamatkan potensi kerugian negara sekitar Rp22 triliun dalam empat bulan ke depan (September-Desember 2025).
Baca : Satgas PKH Bongkar 4,2 Juta Hektare Lahan Tambang Ilegal
Jika konsisten dijalankan, kerugian yang bisa ditekan hingga tahun 2026 diperkirakan mencapai Rp45 triliun.
“Bangka Belitung cukup lama menjadi pusat tambang timah dunia. Namun ada 1.000 tambang ilegal yang beroperasi. Mulai 1 September, saya perintahkan operasi besar-besaran menutup jalur penyelundupan yang selama ini menguasai hampir 80 persen hasil timah. Sekarang kita tutup!,” tegas Prabowo.
Menurutnya, para penyelundup memanfaatkan berbagai cara untuk mengeluarkan timah hasil tambang ilegal, mulai dari perahu kecil hingga kapal penumpang.
“Sekarang sudah ditutup, bahkan sampan pun tidak bisa keluar,” katanya.
Aset Strategis
Selain masalah penyelundupan timah, Prabowo juga menyoroti potensi mineral tanah jarang (rare earth) yang terkandung dalam limbah tambang di Bangka Belitung. Ia menilai, nilai ekonominya sangat tinggi dan bisa menjadi aset strategis bagi negara.
“Banyak yang tidak tahu, limbah tambang ternyata berisi mineral tanah jarang. Padahal nilainya luar biasa. Karena itu, saya perintahkan Bea Cukai merekrut ahli kimia untuk bisa mengidentifikasi dan memanfaatkan potensi ini,” ujarnya.
Prabowo juga menegaskan bahwa praktik tambang ilegal tidak hanya terjadi pada timah, tetapi juga pada komoditas strategis lain seperti nikel, batubara, dan bauksit. Karena itu, ia menginstruksikan penertiban secara menyeluruh bahkan pengambilalihan aset tambang oleh negara jika diperlukan.
Dengan operasi “bersih-bersih” tambang ilegal ini, Prabowo optimistis penerimaan negara akan meningkat signifikan. “Kalau ini ditegakkan, insyaAllah penerimaan negara jauh lebih besar, kebocoran kita tutup, dan negara akan semakin makmur,” pungkasnya. (tb)